Oleh : Roly Wandri
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk individu dan makhluk
sosial. Dalam hubungannya dengan manusia tidak dapat terlepas dari individu
yang lain. Secara kodrati manusia akan selalu hidup
bersama. Hidup bersama antar manusia akan berlangsung dalam bebagai bentuk
komunikasi dan situasi. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi.
Dengan demikian, kegiatan hidup manusia akan selalu dibarengi dengan proses
interaksi atau komunikasi, baik interaksi dengan alam lingkungan, interaksi
dengan sesamanya, maupun interaksi dengan Tuhannya, baik itu sengaja maupun
tidak di sengaja.
Prinsip mengajar adalah mempermudah dan
memberikan motivasi kegiatan belajar. Sehingga guru sebagai pengajar memiliki tugas memberikan fasilitas
atau kemudahan bagi suatu kegiatan subjek belajar-siswa. Belajar mengajar adalah dua kegiatan yang tunggal tetapi memang
memiliki makna yang berbeda. Belajar diartikan sebagai suatu perubahan tingkah-laku karena
hasil dari pengalaman yang diperoleh. Sedangkan mengajar adalah kegiatan
penyediaan kondisi yang merangsang serta mengarahkan kegiatan belajar
siswa/subjek belajar untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap
yang dapat membawa perubahan tingkah laku maupun perubahan serta kesadaran diri
sebagai pribadi.
Guru sebagai pembina dan pembimbing harus mau dan dapat menempatkan
siswa sebagai anak didiknya diatas kepentingan yang lain. Salah satu masalah utama yang
dihadapi dunia pendidikan adalah kualitas guru karena peran guru dalam proses
belajar adalah sangat sentral. Begitupun keluarga dalam mendorong motivasi
siswa.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang
sudah dibahas diatas dapat disimpulkan bahwa permasalahan dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
a.
Apa pengertian
motivasi dan metode mengajar ?
b.
Apa keuntungan interaksi dan motivasi belajar mengajar
?
c.
Apa saja prinsip-prinsip motivasi dan implikasinya ?
d.
Upaya apa saja yang dilakukan guru meningkatkan
interaksi dan motivasi belajar mengajar ?
C.
Tujuan
Penulisan
Dalam usaha pencapaian tujuan
belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang lebih kondusif.
Hal ini akan berkaitan dengan mengajar. Mengajar diartikan sebagai usaha
penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswa yang
memainkan peranan serta dalam hubungan social tertentu, jenis kegiatan yang
dilakukan serta sarana prasarana belajar mengajar yang tersedia.
Adapun tujuan yang ingin dicapai
penulis dari penulisan makalah ini yaitu:
a.
Untuk mengetahui motivasi dan metode mengajar.
b.
Untuk mengetahui keuntungan interaksi dan motivasi
belajar mengajar.
c.
Untuk mengetahui prinsip-prinsip motivasi dan
implikasinya.
d.
Untuk mengetahui bagaimana upaya guru meningkatkan
interaksi dan motivasi belajar mengajar.
BAB II
LANDASAN
TEORI
A.
Pengertian Interaksi
Homans
( dalam Ali, 2004: 87) mendefinisikan interaksi sebagai suatu kejadian
ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain
diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu
lain yang menjadi pasangannya.
Dalam bukunya Drs. Soetomo istilah
interaksi adalah suatu hubungan timbal balik antara orang satu dengan orang
lainnya. Di dalam interaksi belajar mengajar, hubungan timbal balik antara guru
yang bersifat edukatif ( mendidik ) hal mana interaksi itu harus diarahkan pada
suatu tujuan tertentu yang bersifat mendidik yaitu adanya perubahan tingkah
laku anak didik kearah kedewasaan.
Oleh karena itu guru harus dapat
menciptakan situasi dimana agar anak dapat belajar, sebab sebenarnya proses
belajar mengajar itu belum dapat dikatakan berakhir kalau anak belum dapat
belajar dan belum mengalami perubahan tingkah laku. Karena perubahan tingkah
laku itu sendiri merupakan hasil belajar.
Beberapa
Peranan Guru
Ada beberapa pendapat yang menjelaskan sebagai
berikut:
1.
James W. Brown, mengemukakan bahwa tugas dan peranan
guru antara lain : menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencana dan
mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan
siswa.
2.
Federasi dan Organisasi Profesional Guru Sedunia,
mengemukakan bahwa peranan guru di sekolah, tidak hanya transmitter dari ide
tetapi juga berperan sebagai transformer dan katalisator dari nilai dan sikap.
Dalam interaksi belajar mengajar, seorang guru memegang
peranan yang menentukan. Karena bagaimanapun keadaan sistem pendidikan di
sekolah alat apapun yang digunakan dan bagaimanapun keadaan anak didik, maka
pada akhirnya tergantung pada guru di dalam memanfaatkan semua komponen yang
ada. Metode
dan keputusan guru dalam interaksi belajar mengajar akan sangat menentukan
keberhasilan anak untuk mencapai tujuan pendidikan. Pada proses pelaksanaan
pendidikan di sekolah guru mempunyai tugas atau kewajiban serta adab guru dalam
membimbing anak didik agar mencapai tujuan yang diharapkan.
B. Pengertian Motivasi
Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya “fealing” dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari yang dikemukakan Mc. Donald mengandung
tiga elemen penting.
1.
Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan
energi pada diri setiap individu manusia.
2.
Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/”feeling”,
efeksi seseorang.
3.
Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.
Thomas L. Good dan Jere B. Brophy (1967)
mendefenisikan motivasi sebagai suatu energy penggerak, pengarah dan memperkuat
tingkah laku. Mark dan Tombouch (1986) mengumpamakan motivasi sebagai bahan
bakar dalam beroperasinya mesin gasoin. Sama halnya dengan betapapun baiknya
potensi anak yang meliputi kemampuan intelektual atau bakat siswa dan materi
yang akan diajarkan dan lengkapnya sarana belajar, maka proses belajar tidak
akan berlangsung dengan optimal.
Motivasi merupakan jantumgnya proses belajar.
Begitu pentingnya motivasi dalam dalam proses belajar, maka tugas guru yang
pertama dan terpenting adalah membangun motivasi terhadap apa yang akan
dipelajari siswa. Motivasi bukan saja menggerakkan tingkah laku, tetapi juga
mengarahkan dan memperkuat tingkah laku. Siswa yang termotivasi dalam belajar,
menunjukkan minat, kegairahan dan ketekunan yang tinggi dalam belajar, tanpa
tergantung banyak kepada guru.
Fungsi Motivasi Dalam Belajar
Belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Motivation is an esentesial condition of
leaning. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin
tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi
motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.
Ada tiga fungsi motivasi :
1.
Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai
penggerak atau motor yang melepaskan energy. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap
kegiatan yang akan dikerjakan.
2.
Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang
hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan
yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3.
Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan
perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan,
dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.
C.
Beberapa Teori
Tentang Belajar Mengajar
Pengrtian Belajar
Terdapat berbagai sumber mengenai pengertian
belajar, diantaranya sebagai berikut.
a. Menurut Robert
pengertian belajar di bagi ke dalam dua definisi, yaitu :
1. “Belajar adalah
proses mendapatkan pengetahuan”
2. “Belajar merupakan
suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relative langgeng sebagai hasil
latihan, “(Muhibdin syah: 1995:90)
b. Menurut sardiman
(1986:23) bahwa ”Belajar adalah proses interaksi antara diri manusia berwujud
pribadi, fakta, konsep atau teori”.
c. Menurut Hoard Kinglay
(1957:12) bahwa “Belajar adalah dimana tingkah laku ditimbulkan atau di rubah melalui
praktek dan pengelaman”.
d. Belajar Menurut
Pandangan Skinner
Belajar menurut pandangan B. F. Skinner (1958) adalah suatu proses
adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progressif.
Belajar juga dipahami sebagai suatu prilaku, pada saat seorang belajar, maka
responsnya menjadi lebih baik.
Pengertian Mengajar
Mengajar merupakan suatu usaha untuk menciptakan
kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk
berlangsungnya proses belajar. Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan pada
anak didik.
Guru memegang posisi kunci dalam proses
belajar-mengajar di kelas. Guru menyampaikan pengetahuan, agar anak didik
mengetahui tentang pengetahuan yang disampaikan oleh guru.
Adapun hasil pengajaran dikatakan betul-betul
baik, apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Hasil itu tahan lama
dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa. Dalam hal ini guru akan senantiasa menjadi
pembimbinga dan prlatih yang baik bagi para siswa yang akan menghadapi ujian.
b. Hasil itu merupakan
pengeahuan “asli” ata “otentik” pengetahuan hasil proses belajar-mengajar itu
bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian kepribadian bagi diri setiap
siswa, sehingga akan dapat mempengaruhi pandangan dan caranya mendekati suatu
permasalahan.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Motivasi dan Metode
Mengajar
Suatu hal yang
penting dilakukan guru dalam meningkatkan aktifitas belajar siswa adalah
mewujudkan prosedur mengajar yang dapat melibatkan sepenuhnya siswa di dalam proses
belajar. Metode mengajar seperti ini disebut juga metode “belajar siswa aktif”.
Bruse Joyce dan
Marsha Weil (1986) mengemukakan berbagai model mengajar yang dapat melibatkan
siswa baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif dalam belajar. Ada empat
kelompok model metode mengajar, yang masing-masing kelompok terdiri dari
beberapa model lagi sebagaimana dikemukakan oleh Bruse Joyce dan Marsha Weil.
Kelompok-kelompok model metode mengajar yang dimaksud adalah Information
Prosessing Model, The Personal Model, The Social Model, dan The Behavioral
System Model.
Kelompok model
mengajar yang dinamakan Information
Prosessing Model bertujuan untuk meningkatkan keinginan memahami dunia
dengan cara mengajarkan kepada dmereka cara-cara mencari dan mengorganisasi
data, melatih mereka untuk terampil mengembangkan berbagai konsep dan terampil
mempergunakan bahasa. Kelompok model mengajar ini mencakup model-model mengajar
yang disebut :
a. Inductive Thinking
Model
b. Inquiry Training
Model
c. Advance Organizers
Model
d. Memorization Model
e. The Developing
Intelect Model
f. Scientific Inquiry
Model
Model-model mengajar yang termasuk kelompok
model mengajar ini adalah model-model mengajar yang dinamakan :
a. Nondirective Model
b. Synetic Model
c. Awareness Training
Model
d. The Classroom Meeting
Model
Model-model mengajar bertujuan agar siswa-siswa
aktif dalam belajar bersama atau belajar kelompok sehingga mampu bekerja sama
dengan orang lain dan saling menolong dalam memecahkan persoalan-persoalan
dalam belajar.
B.
Keuntungan Interaksi
dan Motivasi Belajar Mengajar
Heinich, Molenda dan Russel (1982) mengemukakan keuntungan-keuntungan
mempergunakan media pengajaran dalam membelajarkan siswa, yaitu :
a. Media pengajaran
dapat mengkongkritkan ide-ide atau gagasan yang bersifat konseptual, sehingga
mengurangi kesalahpahaman siswa dalam mempelajarinya.
b. Media pengajaran dapat
meningkatkan minat siswa untuk mempelajari materi pelajaran.
c. Media pengajaran
memberikan pengalaman-pengalaman nyata yang merangsang aktifitas diri sendiri
untuk belajar.
d. Media pengajaran
dapat mengembangkan jalan pikiran yang berkelanjutan.
e. Media pengajaran
menyedakan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah didapat melalui materi-materi
yang lain dan menjadikan proses belajar mendalam dan beragam.
Ahli psikologi Jerone Bruner (1965) mengemukakan
bahwa kalau dalam belajar siswa dapat diberi pengalaman lansung melalui (media,
demostrasi,”Field trip”, dramatisasi), maka situasi pengajarannya itu akan
meningkatkan kegairahan dan minat siswa tersebut dalam belajar.
Fleming dan Levie (1978) menyimpulkan dari
berbagai penelitian yang dilakukan oleh Bruner bahwa media pengajaran
memberikan pengalaman kongkrit yang memudahkan siswa belajar, yaitu dalam
mencapai pengusaan, mengingat dan memahami symbol-simbol yang abstrak.
Faktor Penyebab Kurangnya Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar
Kesuliatan belajar merupakan suatu gejala yang nampak dalam
berbagai jenis pernyataan (manifestasi), karena guru bertanggung jawab terhadap
proses belajar mengajar, maka ia seharusnya memahami manifestasi gejala-gejala
kesulitan belajar.
Pada garis besarnya sebab-sebab timbulnya masalah belajar
pada murid dapat dikelompokkan dalam dua kategori yaitu:
a. Faktor-Faktor Internal (faktor-faktor yang
berada pada diri murid itu sendiri) antara lain :
1. gangguan
secara fisik seperti kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat bicara,
gangguan panca indra, cacat tubuh, serta penyakit menahan (alergi, asma dsb).
2. ketidakseimbangan
mental (adanya gangguan dalam fungsi mental), seperti menampakkan kurangnya
kemampuan mental, taraf kecerdasannya cenderung kurang.
3. Kelemahan
emosional, seperti merasa tidak aman,
kurang bisa menyesuaikan diri, tercekam
rasa takut, benci, dan antipasi, serta ketidak matangan emosi.
4. Kelemahan
yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap salah, seperti kurang perhatian dan minat
terhadap pelajaran sekolah, malas dalam belajar dan sering bolos atau tidak
mengikuti pelajaran.
b. Faktor-Faktor Eksternal (faktor-faktor yang timbul dari luar diri individu) yaitu berasal dari sekolah, antara lain:
1. sifat kurikulum yang kurang
fleksible.
2. terlalu berat beban belajar (murid) dan atau mengajar (guru).
3. Metode mengajar yang kurang memadai.
4. Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar.
2. terlalu berat beban belajar (murid) dan atau mengajar (guru).
3. Metode mengajar yang kurang memadai.
4. Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar.
C. Prinsip-prinsip Motivasi dan Implikasinya
Prinsip-prinsip
di bawah ini dikemukakan oleh Thornburgh.
a.
Pengenalan tugas-tugas belajar, penting dalam usaha
mendorong siswa untuk mempelajari urutan-urutan belajar selanjutnya.
Implikasinya, fokuskanlah perhatian agar mempunyai
keinginan untuk mencapai tujuan belajar.
b.
Motivasi menyangkut keinginan untuk berprestasi dalam
menguasai berbagai hal dan keinginan untuk sukses. Dalam hal ini penyusunan
tujuan yang realistis adalah sangat penting.
Implikasinya, gunakanlah kebutuhan berprestasi setiap
individu siswa dan motif-motif positif
lainnya dalam proses belajar mengajar.
c. Mendapatkan
informasi tentang pengerjaan tugas-tugas yang benar dan pembetulan pekerjaan
tugas-tugas yang benar dan pembetulan pengerjaan tugas-tugas yang salah,
mendorong siswa untuk melakukan penampilan yang lebih baik dan bersikap yang
lebih bermanfaat terhadap tugas-tugas belajar.
Implikasinya, sediakanlah umpan
balik yang bersifat informative. Misalnya berikan komentar pada tugas-tugas
yang dikerjakan siswa secara tertulis, sehingga mereka mengetahui sejauh mana
mereka benar, dan kalau salah bagaimana mereka berbuat seharusnya.
d. Menciterakan
nilai-nilai dan tingkah laku prososial serta alasan mengapa diberikan
konsep-konsep dasar untuk pengembangan tingkah laku itu.
D. Upaya Guru Meningkatkan Interaksi dan Motivasi Belajar
Mengajar
Guru adalah seorang sosok yang dikagumi dan insan yangt
mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan. Seorang guru dituntut untuk profesional dan memiliki keterampilan.
Motivasi dalam belajar yang merupakan suatu dorongan memiliki fungsi, yang dikemukakan
oleh seorang ahli yaitu:
- Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motif untuk berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor penggerak melepaskan energi.
- Menentukan arah perbuatan yaitu petunjuk suatu tujuan yang hendak dicapai
- Menyelesaikan perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang akan dikerjakan ynag serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. (Purwanto, 2002 : 70).
Ada berbagai
cara yang dapat dilakukan guru dalam membangun motivasi siswa dalam belajar
melalui pengembangan motivasi ekstrinsik, seperti memberikan penghargaan atau
celaan, membangun persaingan, memberikan hadiah atau hukuman, dan memberi tahu
kemajuan siswa. Masing-masing cara
mempunyai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya sendiri. Guru harus
menentukan cara yang paling tepat sehingga berbagai kelemahan dapat di kurangi
atau dihindarkan sama sekali, dan sebaliknya, kekuatan-kekuatan dikembangkan
dan dimanfaatkan sebesar-besarnya.
Motivasi dipandang sebagai dorongan
mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk siswa.
Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan,
menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku siswa. Ada tiga komponen dalam motivasi yaitu kebutuhan, dorongan dan
tujuan.
Dalam proses interaksi belajar
mengajar, baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik, diperlukan untuk
mendorong anak didik agar tekun belajar. Ada beberapa upaya motivasi yang dapat
dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar anak didik di kelas, sebagai
berikut:
a.
Memberi
Angka
Angka adalah sebagai simbol atau
nilai dari hasil aktivitas belajar anak didik. Angka merupakan alat motivasi
yang cukup memberikan rangsangan kepada anak didik untuk mempertahankan atau
bahkan lebih meningkatkan prestasi belajar mereka di masa mendatang. Angka ini
biasanya terdapat dalam buku rapor sesuai jumlah mata pelajaran yang
diprogramkan dalam kurikulum.
b.
Hadiah
Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai
penghargaan atau kenang-kenangan. Dalam dunia pendidikan, hadiah
bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Hadiah dapat diberikan kepada anak didik
yang berprestasi tinggi, ranking satu, dua, atau tiga dari anak didik lainnya. Dengan cara itu anak didik akan termotivasi untuk belajar guna
mempertahankan prestasi belajar yang telah mereka capai.
c.
Kompetisi
Kompetisi adalah persaingan, dapat
digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong anak didik agar mereka
bergairah dalam belajar. Persaingan, baik dalam bentuk individu maupun kelompok
diperlukan dalam pendidikan.
d.
Ego-Involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa
agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan
sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri sebagai salah satu
bentuk motivasi yang cukup penting.
e.
Memberi
Ulangan
Anak didik biasanya mempersiapkan
diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk menghadapi ulangan. Namun demikian,
ulangan tidak selamanya dapat digunakan sebagai alat motivasi. Ulangan yang
guru lakukan setiap hari dengan tidak terprogram, akan membosankan anak didik.
Oleh karena itu, ulangan akan menjadi alat motivasi bila dilakukan secara
akurat dengan teknik dan strategi yang sistematis.
f.
Mengetahui
Hasil
Mengetahui hasil belajar bisa
dijadikan sebagai alat motivasi. Dengan mengetahui hasil, anak didik terdorong
untuk belajar lebih giat. Apalagi bila hasil belajar itu mangalami kemajuan,
anak didik berusaha untuk mempertahankannya atau bahkan meningkatkan intensitas
belajarnya guna mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik di kemudian hari
atau pada semester atau catur wulan berikutnya.
g.
Pujian
Pujian yang diucapkan pada waktu
yang tepat dapat dijadikan sebagai alat motivasi. Pujian adalah bentuk
reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Guru
bisa memanfaatkan pujian untuk memuji keberhasilan anak didik dalam mengerjakan
pekerjaan di sekolah. Pujian diberikan sesuai dengan hasil kerja, bukan
dibuat-buat atau bertentangan sama sekali dengan hasil kerja anak didik. Dengan
begitu anak didik tidak antipati terhadap guru, tetapi merupakan figur yang disenangi
dan dikagumi.
h.
Hukuman
Meski hukuman sebagai reinforcement
yang negatif, tetapi bila dilakukan dengan tepat dan bijak akan merupakan alat
motivasi yang baik dan efektif.
i.
Hasrat untuk
Belajar
Hasrat untuk belajar berarti ada
unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik bila
dibandingkan dengan segala kegiatan tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti
pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah
pasti hasilnya akan lebih baik daripada anak didik yang tidak berhasrat untuk
belajar.
j.
Minat
Minat adalah kecenderungan yang
menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang
berminat terhadap aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu sacara konsisten
dengan rasa senang.
k.
Tujuan yang
Diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan
diterima baik oleh anak didik merupakan alat motivasi yang sangat penting.
Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, dirasakan anak sangat berguna
dan menguntungkan, sehingga menimbulkan gairah untuk terus belajar.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia pada
hakikatnya merupakan makhluk individu dan social. Guru harus memahami tentang diri
siswa dan memahami kepropesiannya di bidang pendidikan untuk itu dikaji konsep
belajar mengajar. Tujuannya sebagai dasar motivasi dari anak didik dan
kedudukan guru dan usaha mengelola interaksi belajar mengajar harus juga
dipahami. Didalam
belajar terdapat banyak factor yang mempengaruhi salah satu factor psikologis,
ada beberapa faktor pesikologis dalam belajar misalnya : factor motivasi,
konsentrasi, reaksi pemahaman, organisasi, reaksi pemahaman, organisasi,
ulangan dan masih ada macam- macam yang
lain misalnya perhatian, minat, fantasi, factor ingin tahu,sifat kreatif dan
lain-lain.
Mengajar adalah usaha untuk
menciptakan kondisi yang kondusif agar berlangsung kegiatan belajar yang
bermakna dan optimal. Mengajar juga menyangkut transfer of knowledge dan mendidik yang transfer of
valuest dengan demikian akan dapat mengoptimatisasikan kegiatan belajar dengan
hasil yang bermakna. Ciri dari hasil belajar yang bermakna adalah tahan lama dan
asli dari otentik.
Tujuan adalah suatu rumusan hasil yang diharapkan
dari siswa setelah menyelesaikan atau memperoleh pengalaman belajar tujuan ini
sangat penting karena merupakan pedoman untuk mengarahkan kegiatan belajar.
B.
Saran
Hendaknya guru-guru yang mengajar
lebih meningkatkan lagi peranannya dalam pengolaan kelas, sehingga dengan
demikian akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Didalam kegiatan mengelola interaksi belajar
mengajar, guru paling tidak harus memiliki dua modal dasar yaitu : kemampuan mesdesain program dan
keterampilan mengkomunikasikan program kepada anak didik. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
melontarkan
pertanyaan yang cerdas ditujukan kepada muridnya, atau dapat juga dilakukan dengan
cara melihat nilai-nilai akademis yang diperolehnya.
DAFTAR PUSTAKA
Mursel dan Nasution.
(2002). Mengajar Dengan Sukses. Jakarta:
Bumi Aksara.
Prayitno, Elida. (1986). Motivasi
Dalam Belajar. Jakarta: Fkip Ikip Padang.
Sagala, Syaiful. (2009). Konsep dan Makna Pembeljaran. Bandung:
Alfabeta.
Sardiman. (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar
Mengajar. Jakarta:
Rajagrafindo persada.
Sudjana, Nana. (2004). dasar-dasar proses belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Suparno, Suhaenah. (2001). Membangun
Kompetensi Belajar. Jakarta: Depdiknas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar