Sabtu, 08 November 2014

Upaya Meningkatkan Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar



Oleh : Roly Wandri
 
BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya dengan manusia tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Secara kodrati manusia akan selalu hidup bersama. Hidup bersama antar manusia akan berlangsung dalam bebagai bentuk komunikasi dan situasi. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi. Dengan demikian, kegiatan hidup manusia akan selalu dibarengi dengan proses interaksi atau komunikasi, baik interaksi dengan alam lingkungan, interaksi dengan sesamanya, maupun interaksi dengan Tuhannya, baik itu sengaja maupun tidak di sengaja.
Prinsip mengajar adalah mempermudah dan memberikan motivasi kegiatan belajar. Sehingga guru sebagai pengajar memiliki tugas memberikan fasilitas atau kemudahan bagi suatu kegiatan subjek belajar-siswa. Belajar mengajar adalah dua kegiatan yang tunggal tetapi memang memiliki makna yang berbeda. Belajar diartikan sebagai suatu perubahan tingkah-laku karena hasil dari pengalaman yang diperoleh. Sedangkan mengajar adalah kegiatan penyediaan kondisi yang merangsang serta mengarahkan kegiatan belajar siswa/subjek belajar untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang dapat membawa perubahan tingkah laku maupun perubahan serta kesadaran diri sebagai pribadi.
Guru sebagai pembina dan pembimbing harus mau dan dapat menempatkan siswa sebagai anak didiknya diatas kepentingan yang lain. Salah satu masalah utama yang dihadapi dunia pendidikan adalah kualitas guru karena peran guru dalam proses belajar adalah sangat sentral. Begitupun keluarga dalam mendorong motivasi siswa.


B.     Rumusan Masalah
            Dari latar belakang masalah yang sudah dibahas diatas dapat disimpulkan bahwa permasalahan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
a.        Apa pengertian motivasi dan metode mengajar ?
b.      Apa keuntungan interaksi dan motivasi belajar mengajar ?
c.       Apa saja prinsip-prinsip motivasi dan implikasinya ?
d.      Upaya apa saja yang dilakukan guru meningkatkan interaksi dan motivasi belajar mengajar ?

C.    Tujuan Penulisan
Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang lebih kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan mengajar. Mengajar diartikan sebagai usaha penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta dalam hubungan social tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana prasarana belajar mengajar yang tersedia.
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dari penulisan makalah ini yaitu:
a.       Untuk mengetahui motivasi dan metode mengajar.
b.      Untuk mengetahui keuntungan interaksi dan motivasi belajar mengajar.
c.       Untuk mengetahui prinsip-prinsip motivasi dan implikasinya.
d.      Untuk mengetahui bagaimana upaya guru meningkatkan interaksi dan motivasi belajar mengajar.








BAB II
LANDASAN TEORI


A.    Pengertian Interaksi
Homans ( dalam Ali, 2004: 87) mendefinisikan interaksi sebagai suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang menjadi pasangannya.
Dalam bukunya Drs. Soetomo istilah interaksi adalah suatu hubungan timbal balik antara orang satu dengan orang lainnya. Di dalam interaksi belajar mengajar, hubungan timbal balik antara guru yang bersifat edukatif ( mendidik ) hal mana interaksi itu harus diarahkan pada suatu tujuan tertentu yang bersifat mendidik yaitu adanya perubahan tingkah laku anak didik kearah kedewasaan.
Oleh karena itu guru harus dapat menciptakan situasi dimana agar anak dapat belajar, sebab sebenarnya proses belajar mengajar itu belum dapat dikatakan berakhir kalau anak belum dapat belajar dan belum mengalami perubahan tingkah laku. Karena perubahan tingkah laku itu sendiri merupakan hasil belajar.
Beberapa Peranan Guru
Ada beberapa pendapat yang menjelaskan sebagai berikut:
1.      James W. Brown, mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain : menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencana dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa.
2.      Federasi dan Organisasi Profesional Guru Sedunia, mengemukakan bahwa peranan guru di sekolah, tidak hanya transmitter dari ide tetapi juga berperan sebagai transformer dan katalisator dari nilai dan sikap.
Dalam interaksi belajar mengajar, seorang guru memegang peranan yang menentukan. Karena bagaimanapun keadaan sistem pendidikan di sekolah alat apapun yang digunakan dan bagaimanapun keadaan anak didik, maka pada akhirnya tergantung pada guru di dalam memanfaatkan semua komponen yang ada. Metode dan keputusan guru dalam interaksi belajar mengajar akan sangat menentukan keberhasilan anak untuk mencapai tujuan pendidikan. Pada proses pelaksanaan pendidikan di sekolah guru mempunyai tugas atau kewajiban serta adab guru dalam membimbing anak didik agar mencapai tujuan yang diharapkan.

B.     Pengertian Motivasi
Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “fealing” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari yang dikemukakan Mc. Donald mengandung tiga elemen penting.
1.      Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia.
2.      Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/”feeling”, efeksi seseorang.
3.      Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.
Thomas L. Good dan Jere B. Brophy (1967) mendefenisikan motivasi sebagai suatu energy penggerak, pengarah dan memperkuat tingkah laku. Mark dan Tombouch (1986) mengumpamakan motivasi sebagai bahan bakar dalam beroperasinya mesin gasoin. Sama halnya dengan betapapun baiknya potensi anak yang meliputi kemampuan intelektual atau bakat siswa dan materi yang akan diajarkan dan lengkapnya sarana belajar, maka proses belajar tidak akan berlangsung dengan optimal.
Motivasi merupakan jantumgnya proses belajar. Begitu pentingnya motivasi dalam dalam proses belajar, maka tugas guru yang pertama dan terpenting adalah membangun motivasi terhadap apa yang akan dipelajari siswa. Motivasi bukan saja menggerakkan tingkah laku, tetapi juga mengarahkan dan memperkuat tingkah laku. Siswa yang termotivasi dalam belajar, menunjukkan minat, kegairahan dan ketekunan yang tinggi dalam belajar, tanpa tergantung banyak kepada guru.
Fungsi Motivasi Dalam Belajar
Belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Motivation is an esentesial condition of leaning. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Ada tiga fungsi motivasi :
1.      Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energy. Motivasi dalam hal  ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2.      Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3.      Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

C.    Beberapa Teori Tentang Belajar Mengajar
Pengrtian Belajar
Terdapat berbagai sumber mengenai pengertian belajar, diantaranya sebagai berikut.
a.       Menurut Robert pengertian belajar di bagi ke dalam dua definisi, yaitu :
1.      “Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan”
2.      “Belajar merupakan suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relative langgeng sebagai hasil latihan, “(Muhibdin syah: 1995:90)
b.      Menurut sardiman (1986:23) bahwa ”Belajar adalah proses interaksi antara diri manusia berwujud pribadi, fakta, konsep atau teori”.
c.       Menurut Hoard Kinglay (1957:12) bahwa “Belajar adalah dimana tingkah laku ditimbulkan atau di rubah melalui praktek dan pengelaman”.
d.      Belajar Menurut Pandangan Skinner
Belajar menurut pandangan B. F. Skinner (1958) adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progressif. Belajar juga dipahami sebagai suatu prilaku, pada saat seorang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik.

Pengertian Mengajar
Mengajar merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan pada anak didik.
Guru memegang posisi kunci dalam proses belajar-mengajar di kelas. Guru menyampaikan pengetahuan, agar anak didik mengetahui tentang pengetahuan yang disampaikan oleh guru.
Adapun hasil pengajaran dikatakan betul-betul baik, apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa.  Dalam hal ini guru akan senantiasa menjadi pembimbinga dan prlatih yang baik bagi para siswa yang akan menghadapi ujian.
b.      Hasil itu merupakan pengeahuan “asli” ata “otentik” pengetahuan hasil proses belajar-mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian kepribadian bagi diri setiap siswa, sehingga akan dapat mempengaruhi pandangan dan caranya mendekati suatu permasalahan.

BAB III
PEMBAHASAN


A.    Motivasi dan Metode Mengajar
Suatu hal yang penting dilakukan guru dalam meningkatkan aktifitas belajar siswa adalah mewujudkan prosedur mengajar yang dapat melibatkan sepenuhnya siswa di dalam proses belajar. Metode mengajar seperti ini disebut juga metode “belajar siswa aktif”.
Bruse Joyce dan Marsha Weil (1986) mengemukakan berbagai model mengajar yang dapat melibatkan siswa baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif dalam belajar. Ada empat kelompok model metode mengajar, yang masing-masing kelompok terdiri dari beberapa model lagi sebagaimana dikemukakan oleh Bruse Joyce dan Marsha Weil. Kelompok-kelompok model metode mengajar yang dimaksud adalah  Information Prosessing Model, The Personal Model, The Social Model, dan The Behavioral System Model.
Kelompok model mengajar yang dinamakan Information Prosessing Model bertujuan untuk meningkatkan keinginan memahami dunia dengan cara mengajarkan kepada dmereka cara-cara mencari dan mengorganisasi data, melatih mereka untuk terampil mengembangkan berbagai konsep dan terampil mempergunakan bahasa. Kelompok model mengajar ini mencakup model-model mengajar yang disebut :
a.       Inductive Thinking Model
b.      Inquiry Training Model
c.       Advance Organizers Model
d.      Memorization Model
e.       The Developing Intelect Model
f.       Scientific Inquiry Model
Model-model mengajar yang termasuk kelompok model mengajar ini adalah model-model mengajar yang dinamakan :
a.       Nondirective Model
b.      Synetic Model
c.       Awareness Training Model
d.      The Classroom Meeting Model
Model-model mengajar bertujuan agar siswa-siswa aktif dalam belajar bersama atau belajar kelompok sehingga mampu bekerja sama dengan orang lain dan saling menolong dalam memecahkan persoalan-persoalan dalam belajar.

B.     Keuntungan Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar
Heinich, Molenda dan Russel (1982) mengemukakan keuntungan-keuntungan mempergunakan media pengajaran dalam membelajarkan siswa, yaitu :
a.       Media pengajaran dapat mengkongkritkan ide-ide atau gagasan yang bersifat konseptual, sehingga mengurangi kesalahpahaman siswa dalam mempelajarinya.
b.      Media pengajaran dapat meningkatkan minat siswa untuk mempelajari materi pelajaran.
c.       Media pengajaran memberikan pengalaman-pengalaman nyata yang merangsang aktifitas diri sendiri untuk belajar.
d.      Media pengajaran dapat mengembangkan jalan pikiran yang berkelanjutan.
e.       Media pengajaran menyedakan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah didapat melalui materi-materi yang lain dan menjadikan proses belajar mendalam dan beragam.
Ahli psikologi Jerone Bruner (1965) mengemukakan bahwa kalau dalam belajar siswa dapat diberi pengalaman lansung melalui (media, demostrasi,”Field trip”, dramatisasi), maka situasi pengajarannya itu akan meningkatkan kegairahan dan minat siswa tersebut dalam belajar.
Fleming dan Levie (1978) menyimpulkan dari berbagai penelitian yang dilakukan oleh Bruner bahwa media pengajaran memberikan pengalaman kongkrit yang memudahkan siswa belajar, yaitu dalam mencapai pengusaan, mengingat dan memahami symbol-simbol yang abstrak.
Faktor Penyebab Kurangnya Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar
Kesuliatan belajar merupakan suatu gejala yang nampak dalam berbagai jenis pernyataan (manifestasi), karena guru bertanggung jawab terhadap proses belajar mengajar, maka ia seharusnya memahami manifestasi gejala-gejala kesulitan belajar.
Pada garis besarnya sebab-sebab timbulnya masalah belajar pada murid dapat dikelompokkan dalam dua kategori yaitu:
a.   Faktor-Faktor Internal (faktor-faktor yang berada pada diri murid itu sendiri) antara lain :
1. gangguan secara fisik seperti kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat bicara, gangguan panca indra, cacat tubuh, serta penyakit menahan (alergi, asma dsb).
2. ketidakseimbangan mental (adanya gangguan dalam fungsi mental), seperti menampakkan kurangnya kemampuan mental, taraf kecerdasannya cenderung kurang.
3. Kelemahan emosional, seperti merasa tidak aman, kurang bisa menyesuaikan diri, tercekam rasa takut, benci, dan antipasi, serta ketidak matangan emosi.
4. Kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap salah, seperti kurang perhatian dan minat terhadap pelajaran sekolah, malas dalam belajar dan sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran.
b.  Faktor-Faktor Eksternal (faktor-faktor yang timbul dari luar diri individu) yaitu berasal dari sekolah, antara lain:
1.  sifat kurikulum yang kurang fleksible.  
2.  terlalu berat beban belajar (murid) dan atau mengajar (guru).   
3. Metode mengajar yang kurang memadai.          
4.  Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar.





C.    Prinsip-prinsip Motivasi dan Implikasinya
Prinsip-prinsip di bawah ini dikemukakan oleh Thornburgh.
a.       Pengenalan tugas-tugas belajar, penting dalam usaha mendorong siswa untuk mempelajari urutan-urutan belajar selanjutnya.
Implikasinya, fokuskanlah perhatian agar mempunyai keinginan untuk mencapai tujuan belajar.
b.      Motivasi menyangkut keinginan untuk berprestasi dalam menguasai berbagai hal dan keinginan untuk sukses. Dalam hal ini penyusunan tujuan yang realistis adalah sangat penting.
Implikasinya, gunakanlah kebutuhan berprestasi setiap individu siswa dan motif-motif  positif lainnya dalam proses belajar mengajar.
c.       Mendapatkan informasi tentang pengerjaan tugas-tugas yang benar dan pembetulan pekerjaan tugas-tugas yang benar dan pembetulan pengerjaan tugas-tugas yang salah, mendorong siswa untuk melakukan penampilan yang lebih baik dan bersikap yang lebih bermanfaat terhadap tugas-tugas belajar.
Implikasinya, sediakanlah umpan balik yang bersifat informative. Misalnya berikan komentar pada tugas-tugas yang dikerjakan siswa secara tertulis, sehingga mereka mengetahui sejauh mana mereka benar, dan kalau salah bagaimana mereka berbuat seharusnya.
d.      Menciterakan nilai-nilai dan tingkah laku prososial serta alasan mengapa diberikan konsep-konsep dasar untuk pengembangan tingkah laku itu.

D.    Upaya Guru Meningkatkan Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar
Guru adalah seorang sosok yang dikagumi dan insan yangt mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan. Seorang guru dituntut untuk profesional dan memiliki keterampilan.
Motivasi dalam belajar yang merupakan suatu dorongan memiliki fungsi, yang dikemukakan oleh seorang ahli yaitu:
  • Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motif untuk berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor penggerak melepaskan energi.
  • Menentukan arah perbuatan yaitu petunjuk suatu tujuan yang hendak dicapai
  • Menyelesaikan perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang akan dikerjakan ynag serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. (Purwanto, 2002 : 70).
Ada berbagai cara yang dapat dilakukan guru dalam membangun motivasi siswa dalam belajar melalui pengembangan motivasi ekstrinsik, seperti memberikan penghargaan atau celaan, membangun persaingan, memberikan hadiah atau hukuman, dan memberi tahu kemajuan siswa.  Masing-masing cara mempunyai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya sendiri. Guru harus menentukan cara yang paling tepat sehingga berbagai kelemahan dapat di kurangi atau dihindarkan sama sekali, dan sebaliknya, kekuatan-kekuatan dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya.
Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk siswa. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku siswa. Ada tiga komponen dalam motivasi yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan.
Dalam proses interaksi belajar mengajar, baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik, diperlukan untuk mendorong anak didik agar tekun belajar. Ada beberapa upaya motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar anak didik di kelas, sebagai berikut:
a.      Memberi Angka
Angka adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak didik. Angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan kepada anak didik untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan prestasi belajar mereka di masa mendatang. Angka ini biasanya terdapat dalam buku rapor sesuai jumlah mata pelajaran yang diprogramkan dalam kurikulum.
b.       Hadiah
Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan atau kenang-kenangan. Dalam dunia pendidikan, hadiah bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Hadiah dapat diberikan kepada anak didik yang berprestasi tinggi, ranking satu, dua, atau tiga dari anak didik lainnya. Dengan cara itu anak didik akan termotivasi untuk belajar guna mempertahankan prestasi belajar yang telah mereka capai.
c.       Kompetisi
Kompetisi adalah persaingan, dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong anak didik agar mereka bergairah dalam belajar. Persaingan, baik dalam bentuk individu maupun kelompok diperlukan dalam pendidikan.
d.      Ego-Involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.
e.       Memberi Ulangan
Anak didik biasanya mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk menghadapi ulangan. Namun demikian, ulangan tidak selamanya dapat digunakan sebagai alat motivasi. Ulangan yang guru lakukan setiap hari dengan tidak terprogram, akan membosankan anak didik. Oleh karena itu, ulangan akan menjadi alat motivasi bila dilakukan secara akurat dengan teknik dan strategi yang sistematis.
f.       Mengetahui Hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Dengan mengetahui hasil, anak didik terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi bila hasil belajar itu mangalami kemajuan, anak didik berusaha untuk mempertahankannya atau bahkan meningkatkan intensitas belajarnya guna mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik di kemudian hari atau pada semester atau catur wulan berikutnya.
g.      Pujian
Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan sebagai alat motivasi. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Guru bisa memanfaatkan pujian untuk memuji keberhasilan anak didik dalam mengerjakan pekerjaan di sekolah. Pujian diberikan sesuai dengan hasil kerja, bukan dibuat-buat atau bertentangan sama sekali dengan hasil kerja anak didik. Dengan begitu anak didik tidak antipati terhadap guru, tetapi merupakan figur yang disenangi dan dikagumi.
h.      Hukuman
Meski hukuman sebagai reinforcement yang negatif, tetapi bila dilakukan dengan tepat dan bijak akan merupakan alat motivasi yang baik dan efektif.
i.        Hasrat untuk Belajar
Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan dengan segala kegiatan tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah pasti hasilnya akan lebih baik daripada anak didik yang tidak berhasrat untuk belajar.
j.        Minat
Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu sacara konsisten dengan rasa senang.
k.      Tujuan yang Diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh anak didik merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, dirasakan anak sangat berguna dan menguntungkan, sehingga menimbulkan gairah untuk terus belajar.

BAB IV
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk individu dan social. Guru harus memahami tentang diri siswa dan memahami kepropesiannya di bidang pendidikan untuk itu dikaji konsep belajar mengajar. Tujuannya sebagai dasar motivasi dari anak didik dan kedudukan guru dan usaha mengelola interaksi belajar mengajar harus juga dipahami. Didalam belajar terdapat banyak factor yang mempengaruhi salah satu factor psikologis, ada beberapa faktor pesikologis dalam belajar misalnya : factor motivasi, konsentrasi, reaksi pemahaman, organisasi, reaksi pemahaman, organisasi, ulangan dan masih  ada macam- macam yang lain misalnya perhatian, minat, fantasi, factor ingin tahu,sifat kreatif dan lain-lain.
Mengajar adalah usaha untuk menciptakan kondisi yang kondusif agar berlangsung kegiatan belajar yang bermakna dan optimal. Mengajar juga menyangkut transfer of  knowledge dan mendidik yang transfer of valuest dengan demikian akan dapat mengoptimatisasikan kegiatan belajar dengan hasil yang bermakna. Ciri dari hasil belajar yang bermakna adalah tahan lama dan asli dari otentik.
Tujuan adalah suatu rumusan hasil yang diharapkan dari siswa setelah menyelesaikan atau memperoleh pengalaman belajar tujuan ini sangat penting karena merupakan pedoman untuk mengarahkan kegiatan belajar.
           
B.     Saran
Hendaknya guru-guru yang mengajar lebih meningkatkan lagi peranannya dalam pengolaan kelas, sehingga dengan demikian akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
 Didalam kegiatan mengelola interaksi belajar mengajar, guru paling tidak harus memiliki dua modal dasar yaitu : kemampuan mesdesain program dan keterampilan mengkomunikasikan program kepada anak didik. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melontarkan pertanyaan yang cerdas ditujukan kepada muridnya, atau dapat juga dilakukan dengan cara melihat nilai-nilai akademis yang diperolehnya.

DAFTAR PUSTAKA

Mursel dan Nasution. (2002). Mengajar Dengan Sukses. Jakarta: Bumi Aksara.
Prayitno, Elida. (1986). Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: Fkip Ikip Padang.
Sagala, Syaiful. (2009). Konsep dan Makna Pembeljaran. Bandung: Alfabeta.
Sardiman. (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajagrafindo persada.
Sudjana, Nana. (2004). dasar-dasar proses belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Suparno, Suhaenah. (2001). Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Depdiknas.




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar