Sabtu, 08 November 2014

FILSAFAT PENDIDIKAN



BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah proses penyesuian diri secara timbal balik antara manusia dengan alam, dengan sesama manusia atau juga pengembangan dan penyempurnaan secara teratur dari semua potensi moral, intelektual, dan jasmaniah manusia oleh dan untuk kepentingan pribadi dirinya dan masyarakat yang ditujukan untuk kepentingan tersebut dalam hubungannya dengan Allah Yang Maha Pencipta sebagai tujuan akhir.
Dalam tujuan Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan ditujukan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas yang dideskripsikan dengan jelas dalam UU No. 2 tentang Sistem Pendidikan  Nasional (Sisdiknas) dan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani, berjiwa patriotik, cinta tanah air, mempunyai semangat kebangsaan, kesetiakawanan sosial, kesadaran pada sejarah bangsa, menghargai jasa pahlawan, dan berorientasi pada masa depan.
            Pendidikan tidak hanya untuk kepentingan individu atau pribadi, tetapi juga untuk kepentingan masyarakat. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) dan Peraturan P$emerintah (PP) No. 29 Tahun 1990. Selain pendidikan dipusatkan untuk membina kepribadian manusia, pendidikan juga diperuntukkan guna pembinaan masyarakat.
B.     Rumusan Masalah
Dari beberapa uraiaan diatas, timbul beberapa permasalahn sebagai berikut :
a.       Apa itu filsafat pendidikan ?
b.      Apa saja objek dan subjek filsafat ?
c.       Mengapa filsafat penting bagi manusia ?
d.      Apa saja ruang lingkup filsafat ?
C.    Tujuan Penulisan
Dari uraian diatas, penulis mempunyai tujuan pembahasan, diantaranya sebagai berikut :
1.      Memenuhi tugas akhir yang diberikan pada mata kuliah Filsafat Pendidikan Universitas Negeri Padang
2.      Menjelaskan definisi filsafat pendidikan
3.      Mengetahui objek dan subjek filsafat
4.      Mengetahui bahwa filsafat sangat penting bagi manusia
5.      Untuk mengetahui ruang lingkup filsafat


 


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Pendidikan

            a. secara etimilogi dan sematik
                        Kata filsafat berasal dari bahasa arab : filsafah, yang berasal dari bahasa yunani yaitu philo berarti cinta dan Sophia, berarti bijaksana. Jadi orang yang cinta kebijaksanaaan berarti orang yang berusaha memusatkan perhatian dan menciptakan sikap positif terhadap sesuatu.
            b. Berdasarkan Devinisi
                        Menurut the Liang Gie.. lebih  kurang 350 definisi tentang filsafat itu dalam hal ini kita tarik kesimpulan filsafat itu adalah pemkiran yang sedalam-dalamnya yang bebas dan teliti mengenai Ketuhanan, alam dan manusia yang bertujuan hanya untuk mencari hakikat kebenaran.
            c. Secara Praktis
                        Dilihat dari segi praktisnya, filsafat berarti “alam pikiran”. Berfilsafat berarti berfikir, namun bukan semua berfikir berarti berfilsafat. Berfilsafat adalah berfikir secara mendalam dan sungguh-sungguh.

B. Definisi Filsafat

                Defenisi konsepsional filsafat  : E.S. Ames merumuskan filsafat sbagai “a comprehensive view of life and its meaning, upon the basis of the results of the various sciences,” tersimpul dalam defenisi diatas adalah pengertian “phylosophy is the mother of sciences” dan “synoptic thinking” atau metode berfikir synopsis. Dari definisi ini kita mendapat gambaran pengertian filsafat sebagai system atau sistematika filsafat yaitu metafisika, etika, dan logika, yang artinya secara berturut adalah teori tentang kosmologi dan ontology, teori tentang nilai moral dan ajaran berfikir filosofis, yaitu logika simbolis dari George Boole, dan kawan-kawan.
            Berikut ini beberapa defenisi dan tokoh ilmuwan-ilmuwan filsafat.
1.   Plato (427-347 SM)
Seorang filosuf Yunani, yaitu murid Socrates dan guru Aristoteles, berpendapat “Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli”
2.      Aristoteles (384-322SM)
Mengatakan filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika menyelidiki sebab dan azas segala benda.
3.      Mancus Tillus litero (106 SM-43 SM)
Berpendapat bahwa “Filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha untuk mencapainya.
4.      Prof. Dr. Fuad Hasan
Menyimpulkan filsafat adalah suatu ikhtisar untuk berfikir radikal, artinya mulai dari radiaksinya suatu gejala, dan akarnya suatu hal yang hendak dimasalahkan. Dengan jalan tersebut filsafat berusaha untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang universal.
            Walaupun hanya untuk beberapa definisi yang dikemukakan, namun belum dapat diketahui secara pasti apa hakikat filsafat itu, sebab perbedaan dan pertentangan antara satu dengan yang lainnya. Walau demikian terdapat persamaan-persamaan yang mendasar yaitu:
1.      Bahwa filsafat adalah suatu bentuk “mengerti”
2.   Semua (yang mengemukakan definisi) mengakui bahwa filsafat termasuk “ilmu pengetahuan”.
3.      Ilmu pengetahuan yang mengatasi lain-lain ilmu. Mengatasi dalam arti lebih mendalam, lebih umum universal. Lebih sesuai dengan kodrat manusia.

C. Subjek dan Objek Filsafat

Ø  Subjek Filsafat
Kesimpulan, “Berfilsafat adalah berfikir namun tidak semua berfikir berarti berfilsafat”, maka dapat disimpulkan bahwa “subjek” Filsafat adalah Seseorang yang berfikir/memikirkan hakekat segala sesuatu dengan sungguh-sungguh dan mendalam.
Kalau seorang Phytagoras atau Socrates menyebut dirinya sebagai Philosophus atau pecinta kebijaksanaan, yang artinya orang yang ingin mempunyai pengetahuan yang luhur , maka beliau adalah Subjek Filsafat.
Ø  Objek Filsafat
Sebagaimana yang disampaikan Aristoteles dalam karyanya Metaphysica. “semua orang menurut kodratnya ingin tahu/mengerti”. Mengerti tentang apa saja, yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik atau alam maujud. Jadi objek lapangan filsafat adalah sesuatu yang tujukan pada sebab dan azas serta hakikat segala benda.
            Jadi pada garis besarnya objek/lapangan ialah alam dan manusia yang merupakan bagian dari alam.
            Kalau “filsafat” ini adalah juga salah satu ilmu, maka ia adalah juga sebagai objek . objek yang dimaksud dapat dibedakan atas dua hal :
§  Objek Material, yaituobjek jika dilihat secara keseluruhan.
§  Objek Formal, yaitu objek jika dipandang menurut suatu aspek, atau sudut tertentu saja.
Berikut disampaikan pendapat beberapa para ahli tentang objek dan sudut pandangan filsafat
1.   Menurut Mr. D. C Mulder menulis sebagai berikut :
“ Tiap-tiap manusia yang mulai berpikir tentang diri sendiri dan tentang tempatnya dalam dunia, akan mengahdapi beberapa persoalan yang begitu penting sehingga persoalan-persoalan itu boleh diberi nama persoalan-persolan pokok”.
2.   Prof. DR. MJ Langeveld
“…Bahwa hakikat filsafat itu berpangkal pada pemikiran keseluruhan serta sekalian secara radikal dan menurut sistem.
a.       Maka keseluruhan sarwa itu adalah pokok yang dipikirkan orang dalam filsafat.
b.      Adapula pemikran itu sendiri yang terdapat dalam filsafat sebagai alat untuk memikirkan pokoknya.
c.       Pemikiran itu pula adalah bagian dan pada keluruhan, jadi dua kali ia terdapat dalam filsafat, sebagai alat dan sebagai keseluruhan sarwa sekali sekalian.
3.   DR. Oenar Amin Hoesin
“oleh karena itu manusia mempunyai pikiran, maka ia mempunyai kecendrungan hendak berfikir tentang segala sesuatu yang ada dalam alam semesta, terhadap segala yang ada dan yang mungkin ada. Objek tersebut di atas adalah menjadi objek material filsafat”.
4.   Louis Kattsoff
“Lapangan kerja filsafat itu bukan main luasnya, yaitu mencakupi segala pengetahuan manusia serta segala sesuatu apa saja yang ingin diketahui oleh manusia”.
Ada beberapa objek yang dikaji oleh filsafat
a. Objek material yaitu segala sesuatu yang realitas
1. Ada yang harus ada, disebut dengan absoluth/ mutlak yaitu Tuhan Pencipta
2. Ada yang tidak harus ada, disebut dengan yang tidak mutlak, ada yang relatif (nisby), bersifat tidak kekal yaitu ada yang diciptakan oleh ada yang mutlak (Tuhan Pencipta alam semesta)
b. Obyek Formal/ Sudut pandangan
Filsafat itu dapat dikatakan bersifat non-pragmentaris, karena filsafat mencari pengertian realitas secara luas dan mendalam. Sebagai konsekuensi pemikiran ini, maka seluruh pengalaman-pengalaman manusia dalam semua instansi yaitu etika, estetika, teknik, ekonomi, sosial, budaya, religius dan lain-lain haruslah dibawa kepada filsafat dalam pengertian realita.

D. Pentingnya Filsafat Bagi Manusia

            Ilmu filsafat dapat digunakan sebagai pedoman dalam kenyataan kehidupan sehari-hari, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat. Secara teoritis tujuan filsafat adalah untuk mencari kebenaran yang hakiki, teliti mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia itu sendiri, hingga dengan sendirinya  bagian filsafat yang teoritis itu akan bermuara pada kehendak dan perbuatan yang praktis.
            Pentingnya filsafat bagi manusia, beberapa ahli mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :
1.         Plato
Filsafat sebagai keinginan yang luar biasa maha berharga.
2.         DR. Oemar A. Hoesin
“Filsafat itu memberikan kepuasan kepada keinginan manusia akan pengetahuan yang tersusun dengan tertib akan kebenaran.
3.         Prof. St. Takdir Alisyahbana
Bagi manusia seorang filsafat itu berarti mengatur hidupnya seinsaf-insafnya dengan perasaan bertanggung jawab.
Pentingnya filsafat bagi manusia dapat disimpulkan sebagai berikut :
a.    Dengan berfilsafat kita lebih menjadi manusia, lebih mendidik dan membangun diri sendiri.
b.   Seseorang semakin pantas disebut “berkepribadian”, semakin mendekati kesempurnaan kemanusiaan, semakin memiliki “kebijaksanaan”.
c.    Filsafat mengajar dan melatih kita memandang engan luas , jadi menyembuhkan kita dan kepicikan dan “aku-isme” dan “aku-sentrisme”.
d.   Filsafat diharapkan menjadikan kita orang-orang yang dapat berfikir sendiri, tidak terlalu berpengaruh oleh pendapat umum (ikut-ikutan).
Jika dipandang menurut isinya filsafat penting bagi manusia karena :
1.      Memberikan dasar-dasar pengetahuan manusia.
2.      Hidup manusia dipimpin oleh pengetahuannya. Sebab itu mengetahui kebenaran yang tersadar berarti mengetahui dasar-dasar hidup manusia tersebut.
3.      Khususnya bagi seorang pendidik (pedagogi),  filsafat mempunyai kepentingan istimewa, karena filsafatlah yang memberikan dasar-dasar dan ilmu pengetahuan lainnya.
Terakhir, pentingnya filsafat bagi manausia karena filsafat berusaha menemukan dan mengenali diri manusia dengan mengenali dirinya, manusia akan “mengenali” penciptanya dan ras-nya.

E.  Ruang Lingkup Filsafat

            Filsafat sebagai induk ilmu-ilmu lainnya pengaruhnya masih terasa. Setelah filsafat ditinggalkan oleh ilmu-ilmu lainnya, ternyata filsafat tidak mati tetapi hidup dengan corak tersendiri yakni sebagai ilmu yang memecahkan masalah yang tidak terpecahkan oleh ilmu-ilmu khusus. Akan tetapi jelaslah bahwa filsafat tidak termasuk ruangan ilmu pengetahuan yang khusus. Filsafat boleh dikatakan suatu ilmu pengetahuan, tetapi obyeknya tidak terbatas, jadi mengatasi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya merupakan bentuk ilmu pengetahuan yang tersendiri. Filsafat itu erat hubungannya dengan pengetahuan biasa, tetapi mengatasinya karena dilakukan dengan cara ilmiah dan mempertanggung jawabkan jawaban-jawaban yang diberikannya.
            Para ahli mengatakan bahwa ruang lingkup dari ilmu filsafat yaitu :
ü Tentang hal mengerti, syarat-syaratnya dan metode-metodenya.
ü Tentang ada dan tidak ada.
ü Tentang alam, dunia dan seisinya.
ü Menentukan apa yang baik dan apa yang buruk.
ü Hakikat manusia dan hubungannya dengan sesama makhluk lainnya.
ü Tuhan tidak dikecualikan.
            Filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempunyai sifat-sifat ilmu pengetahuan. Akan tetapi jelaslah bahwa filsafat tidak termasuk ruangan ilmu pengetahuan yang khusus. Filsafat boleh dikatakan suatu ilmu pengetahuan, tetapi objeknya tidak terbatas, jadi mengatasi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya merupakan bentuk ilmu pengetahuan yang tersendiri, tingkatan pengetahuan tersendiri.
Para ahli mengatakan bahwa ruang lingkup dari ilmu filsafat yaitu :
a. Tentang hal mengerti, syarat-syaratnya dan metode-metodenya.
b. Tentang ada dan tidak ada.
c. Tentang alam, dunia dan seisinya.
d. Menentukan apa yang baik dan apa yang buruk.
e. Hakikat manusia dan hubungannya dengan sesama makhluk lainnya.
f. Tuhan tidak dikecualikan.


BAB III

PENUTUP

Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan, organis, harmonis, dinamis.  Guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan. Objek filsafat, objek itu dapat berwujud suatu barang atau dapat juga subjek itu sendiri contohnya si aku berfikir tentang diriku sendiri maka objeknya adalah subjek itu sendiri. Objek filsafat dapat dibedakan atas 2 hal :
1.  Objek material adalah segala sesuatu atau realita, ada yang harus ada dan ada yang tidak harus ada.
2. Objek formal adalah bersifat mengazaskan atau berprinsip dan oleh karena mengazas, maka filsafat itu mengkonstatis prinsip-prinsip kebenaran dan tidak kebenaran.
Para ahli mengatakan bahwa ruang lingkup dari ilmu filsafat yaitu :
1. Tentang hal mengerti, syarat-syaratnya dan metode-metodenya.
2. Tentang ada dan tidak ada.
3. Tentang alam, dunia dan seisinya.
4. Menentukan apa yang baik dan apa yang buruk.
5. Hakikat manusia dan hubungannya dengan sesama makhluk lainnya.
6. Tuhan tidak dikecualikan.

B.     Saran
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca terutama bagi penulis sendiri. Sebagai mahasiswa pendidikan yang nantinya akan menjadi tenaga pendidik, dalam melaksanakan tugasnya hendaknya pendidik harus mengetahui dan memahami terlebih dahulu Pengertian Filsafat dalam pendidikan. Dan filsafat dapat digunakan sebagai pedomaan dalam kenyataan kehidupan sehari-hari, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Barnadib,Imam. (2002). Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Zen,Zelhendri. (2011). Rangkuman Materi Perkuliahan Filsafat Pendidikan.Padang: UNP PRESS
Saifullah,Ali. (1977). Pengantar Filsafat Pendidikan. Malang: Usaha Nasional.
2012. Sabtu/15 Desember.diakses pada:http://id.wikipedia.org/wiki/Dasar_Pendidikan
http:// rachmadrevanz.com/2011/pandangan-pakar-tentang-pengertian-pendidikan-      
.html diakses pada 15 Des 2012 ,10.30 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar